Alergi bawang putih adalah kondisi medis di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein tertentu yang terdapat dalam bawang putih. Meskipun bawang putih adalah bahan makanan yang umum digunakan dan dikenal karena manfaat kesehatannya, bagi beberapa individu, konsumsi bawang putih dapat menyebabkan reaksi alergi yang bervariasi dari ringan hingga parah.
Bawang putih (Allium sativum) mengandung berbagai senyawa, termasuk allicin, alliin, dan sulfur yang memberikan rasa, aroma, dan manfaat kesehatan pada bawang putih. Namun, bagi sebagian orang, salah satu atau beberapa senyawa tersebut dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak normal, yang menyebabkan terjadinya alergi.
Gejala alergi bawang putih bisa bervariasi dari individu ke individu. Gejala umumnya meliputi:
- Gatal-gatal pada Mulut atau Tenggorokan: Ini bisa menjadi salah satu gejala awal setelah mengonsumsi bawang putih. Seseorang mungkin merasakan gatal-gatal di mulut, lidah, atau tenggorokan.
- Ruam Kulit: Beberapa orang mungkin mengalami ruam kulit setelah mengonsumsi bawang putih. Ruam ini dapat muncul dalam bentuk bintik-bintik merah atau bengkak pada kulit.
- Pilek atau Hidung Tersumbat: Gejala yang sering terjadi pada alergi bawang putih adalah pilek atau hidung tersumbat, yang disertai dengan produksi lendir berlebihan.
- Batuk atau Sesak Napas: Beberapa orang mungkin mengalami batuk atau sesak napas setelah mengonsumsi bawang putih. Ini mungkin merupakan tanda bahwa reaksi alergi telah mempengaruhi saluran pernapasan.
- Gangguan Pencernaan: Beberapa individu juga dapat mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi bawang putih, seperti mual, muntah, atau diare.
- Reaksi Anafilaksis: Reaksi alergi yang parah, meskipun jarang terjadi, dapat mengakibatkan reaksi anafilaksis. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera. Gejala anafilaksis termasuk pembengkakan wajah atau tenggorokan, sulit bernapas, penurunan tekanan darah, atau pingsan.
Alergi bawang putih dapat didiagnosis melalui tes alergi, seperti tes kulit atau tes darah, oleh dokter atau ahli alergi. Setelah diagnosis ditegakkan, pengelolaan alergi bawang putih melibatkan penghindaran konsumsi bawang putih dan produk yang mengandungnya. Membaca label makanan dengan cermat dan bertanya kepada pelayan atau produsen makanan tentang kandungan bawang putih dapat membantu menghindari paparan yang tidak disengaja.
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alergi bawang putih secara permanen, penggunaan antihistamin atau kortikosteroid dapat membantu mengurangi gejala alergi yang mungkin timbul setelah paparan bawang putih. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi untuk penanganan yang tepat dan pemantauan kondisi.