Kompyang Makanan Khas Ruteng

Selamat siang. Apa kabarnya siang ini ? Semoga selalu semangat dan sehat di senin ceria ini. Setelah mengunjungi Wae Rebo, Devmin pun kembali lagi ke Ruteng. Masih bersama travel mate Devmin, @yusni_mustafa kami masih meng-explore Ruteng.

Nah, kali ini kami sedang berada di sebuah sawah yang unik banget. Sawahnya berbentuk spider field atau jaring laba-laba. Masyarakat disini biasa menyebutnya dengan Lodok. Dalam bahasa manggarai, Lodok sendiri berarti titik pusat atau sentral sawah. Sementara layer-layer yang mengelilinginya di sebut Cicing. Satu kesatuan antara Lodok dan Cicing di sebut Lingko. Nah, tempat Devmin dan Yusni sekarang lagi foto di Lingko Lindang.

Selain mengunjungi sawah kamu juga bisa bertandang ke rumah adat-nya. Devmin sempat bertemu dengan beberapa tetua adat untuk mempelajari sejarah terbentuknya sawah berbentuk jaring laba-laba ini. (Nanti bakal Devmin bagi kalo kita udah masuk ke spot Flores ya, hehehe….) Kalo mau ke tempat ini, dari Ruteng nggak gitu jauh kok. Ambil arah ke kecamatan Cancar dengan jarak tempuh sekitar setengah jam. Biar enak sih naik sepeda motor aja. Kalo nggak ada bisa naik angkutan umum atau bemo seharga 10.000 rupiah, bilang aja turun di Pusat Informasi Desa Meler. Nah, dari situ kamu bakal di arahin ke spot-spot unik atau view point ke sawah-sawah yang cantik ini. Untuk tiket entrance sendiri, lokal hanya dikenakan Rp.5000 sementara mancanegara Rp.20.000.

So, kalo kamu ke Ruteng, tempat ini boleh jadi salah satu alternatif loh buat wisata. Last but not least, ada ungkapan selamat siang dalam bahasa manggarai : Tabe.

Di Ruteng juga ada salah satu kuliner khas yang sangat direkomendasikan oleh banyak orang. Kuliner satu ini berupa cemilan yaitu bernama kompyang. Nah, kompyang adalah temannya roti tawar yang berbentuk bulat dengan taburan wijen diatasnya.

Kompyang memiliki tekstur luar yang agak keras, namun dalamnya sangat lembut sekali. Biasanya kompyang ada yang tidak ada isi (polos), dan ada juga yang berisi daging babi, cokelat, kacang hijau, dan lain – lain.

Masyakarat sekitar biasanya menyantap kompyang ini sebagai sarapan ataupun cemilan di sore hari. Biasanya kompyang dimakan dengan cara dicelupkan ke kopi sehingga rasanya sangat nikmat sekali.