Perjalanan Tanjung Selor di Kalimantan

Selama di Tanjung Selor, saya ditemani oleh saudara sepupu, yaitu Bayu. Bayu mengantarkan saya ke beberapa tempat menarik yang berada di Tanjung Selor.

“Yud, di Tanjung Selor nggak terlalu banyak spot wisata. Kebanyakan sih di Nunukan atau Malinau. Makanya heran juga aku, kau kesini cari wisata apa.” ujar Bayu.

“Nah, kan sekalian kunjung keluarga Bay. Sudah berapa tahun kita gak ketemu. Terakhir ketemu kita masih bocah.” balasku sambil tertawa.

Hari ini, destinasi pertama kami yaitu pemandian kilometer 14. Letaknya yang tak begitu jauh memungkinkan kami untuk pergi kesana. Perjalanan menuju kesana sebetulnya tidak sulit, tetapi jalan aspal campur tanah yang menjadi hambatan. Untungnya, mobil 4WD yang kami gunakan dapat melewati hambatan itu.

Singkat cerita, akhirnya kami sampai juga di pemandian itu. Tetapi kami terkejut dengan pemandangan yang kami lihat.

“Yud, sumpah. Terakhir aku kesini nggak kaya gini.” ujar Bayu.

Saya memperhatikan sekeliling. Berantakan. Terlihat Bangunan cafe yang sepertinya tak diurus lagi. Banyak sampah dan dedaunan yang tak dibersihkan. Belum lagi areal parkir yang becek. Tak ada satupun penjaga disini, bahkan tak ada orang selain kami.

“Sepertinya udah jarang dipakai Bay?”.

“Dulu padahal kadang rame Yud, suka main di sungai situ pada berendam.” ujar Bayu.

Lalu saya berjalan kearah hutan dan dan keliling sejenak. Terdapat beberapa kursi dan meja yang terbuat dari beton. Ada beberapa tempat sampah. Sepertinya tempat ini dulunya ramai, tapi tiba-tiba sepi begitu saja.

Untungnya, pepohonan masih terlihat lebat. Jadi saya memutuskan untuk mengambil beberapa gambar disana. Tapi tetap saja rasanya sedih, disaat ada suatu tempat yang punya potensi, tetapi ditinggalkan begitu saja. Hal seperti ini yang harus digali lebih dalam lagi.

Akhirnya sekarang sampai juga di Banjar! Sebelum explore Banjar, masih Lanjut cerita yang kemarin di Bulungan. Setelah puas explore Pemandian KM 14, saya dan Bayu melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Palas, dengan destinasi sejarah yaitu Musium Kesultanan Bulungan. Sama seperti musium-musium Kesultanan lainnya, di musium ini juga terdapat banyak artifak bersejarah peninggalan Kesultanan Bulungan masa itu.

Beberapa hal yang cukup menarik disini adalah dahulu kala pernah ada kapal yang tenggelam di tengah-tengah sungai Bulungan, dan sampai sekarang bangkainya masih ada. Belum lagi ternyata masih ada rumah-rumah peninggalan sultan yang masih ditinggali oleh keturunan hingga sekarang.

Dan selalu kalau jalan-jalan ke museum, gaya yang wajib dilakukan adalah berfoto di singgasana. Kalau kata orang dulu menarik jodoh. Siapa tau ada yang mau bersanding.